"Kesolehan Keluarga Menjadi Penentu Bagi Tegaknya Suatu Bangsa Yang Aman, Makmur dan Sejahtera"

Minggu, 24 September 2017

Tentang Tangan Yang Kasar dan Kebun



“Mama, boleh kah aku tidur di pangkuanmu?” Si bungsu Regi mengejutkan aku yang sedang asyik membaca Novel di  sofa ruang keluarga.

Aku langsung meraih tangannya dan  menarik kearahku , “duduklah di samping mama”.
Dengan manja Regi langsung meletakkan kepalanya di atas pahaku   lalu kubelai rambutnya  yang panjang.

“Tumben minta tidur di pangkuan mama,” aku menggoda sambil menarik hidung mancungnya.

Regi tertawa  dan cepat-cepat menangkap tanganku. Digenggamnya jemari  tangan kananku kemudian perlahan-lahan  dielus. Terasa seperti ada getaran-getaran indah menyusup  sampai   kalbu, damai, hangat, sejuk, bahagia menyatu jadi satu. 

“Mama, mengapa telapak tangan mama kasar?” Regi bertanya sambil terus mengusap lembut  jemari  dan telapak tanganku.

Aku tersenyum  mendengar pertannyaannya dan kembali mencubit hidungnya. “Kenapa sayang? Apakah aneh kalau telapak tangan mama kasar?” 

Regi   tidak menjawab,  hanya menatap  penasaran.

“Karena mama  sering  mencangkul dan menggembur  tanah sehingga   telapak tangan jadi  kasar.” Aku ikutan memperhatikan telapak tanganku  yang  nampak ada   kapalan. 

“Kalau begitu jangan lagi mama, saya sedih setiap kali melihat mama mencangkul  tanah  di kebun belakang.”  Regi berkata penuh harap.

“Kebun adalah tempat  mama menghilangkan segala kejenuhan.”  Kembali  kubelai  rambutnya dan mencium keningnya dengan lembut.

Regi tidak tahu kalau ada keasikan tersendiri  saat aku bergumul dengan tanah, terik matahari dan keringat sudah menjadi sahabatku.  Aku tak pernah takut kulit hangus terbakar dan telapak tangan menjadi kasar.



💗aRsiP   nAkO 💖




Tidak ada komentar:

Posting Komentar